Sabtu, 10 Oktober 2015

pidato



Pidato Bahasa Sumbawa

Ass. Wr. Wb.
 Ade kaji hormati ibu-ibu, bapak-bapak, sanak soai/selaki.
Ade ada pang sopo katokal ta.

Mula-mula lema mo tu sanyap puja ke puji syukur kita ko Hadirat Ala'tala.
Karena atas limpahan ke rahmatnya tu bau ada pang ta.

Kaji pang ta sate kaji sampaikan Pidato singkat ade berjudul.
"Ma Lema Tu Ingo Meluk Remaja Jaman Ta"

Lamen Menurut saya ta, remaja-remaja ade ada. Peno ade Rusak karena Merokok, Narkoba, ke Pergaulan Bebas singin na.
No manta tu ingo desa darat tau. to tu ingo mo meluk remaja ade ada pang Samawa ta, peno si ade dadi pecandu Narkoba, ade de Merokok, bahkan ada mo ade kena de singin Pergaulan Bebas.
Lamen tu belangan-langan rawi ano atau petang ano. Peno mo ade belangan-langan ke manjeng ba selong ke masi usia Odek. To ne SD kam to ade singin remanjeng nah.Nanta Ina ke Bapak kita sekolah kita Tingi-tingi. Kita ta hanya bau serusak harapan Orang Tua kita. Mata mo.
 Ada ke bali ade remaja kelupa ke agama na, contoh No lalo sembayang Jum'at,, apalagi mo nya sate solat 5 waktu..
Astagfirullahhal'azim..
No totangnya ke kam ke sengingat leng film 2012 tentang Kiamat. Mata ka nonda tuju-tuju ada film nan ale.
 Ada mo aade no to Besyukur ko Ina bapa.
ndi neh lamen ya beang pipis Rp. 5.000,-,, no ya terima sate lebe bae ke dengan-dengan. Padahal Ina ke Bapaknya susah payah Lalo cari pipis ade peno. mata ka' nda bersyukur apa.
terang lamen ya beang pipis 5 ribu ta beling anak.
Uiinah Bapak Gue ini uda gede yah, masa cuma di kasi uang 5rbu.
robek lagi.. ikkkhhh.. !!!
Astaga lok ka kurang ajar benar tode nan agah. ndak ade yah roa ke nya lamen sifat nan rua.
Beling mo bapak ta. Astagfirullah anak coba mu syukuri neh apa ade ada.
Anak ta. Ikkkkhhh..... gue gak mau.No money No Cewek.
lok ka ngering bernar ate bapak ta. teris ke sumpah..
Sai ade sate nan lok Rua.. ?????
Nonda kAn??
Alhamdulillah yah Sesuatu. :D Leng sahrini

Anah Raasa ade mo ade nguap Ada mo Ade ngantok Tu sasudah mo jangka ta.
maaf sa peno-peno maaf
lamen ada tutur kata ade kurang sopan bagi hadirin ade ada pang ta.

Wabillahitaufik Walhidayah.
Waridho Walinahayah.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb



Lala Buntar/Lala Bunte (Cerita Rakyat Sumbawa)
Pada azaman dahulu kala  ada sebuah kerajaan Silang letaknya kira-kira 
35 kilometer sebelah timur Sumbawa sekarang, tepatnya di Desa Pamasar di Kecamatan Plampang. Raja Silang mempunyai seorang putri yang sangat rupawan yang bernama Lala Buntar atau Lala Bunte panggilan Akrabnya. Diberikan nama demikian oleh ayahnya karena parasnya yang elok dan rupawan bagaikan bulan purnama ( Buntar dalam bahasa Sumbawa berarti Purnama ).
          Disamping parasnya yang rupawan Lala Bunte juga sangat boto ( Boto berarti terampil ). Salah satu keterampilannya adalah keahlian menenun kain. Kain tenun hasil tenunannya sangat indah dengan motif-motif khas yang mempesona, dan tenunannya itu sangat baik kwalitasnya. Hal ini membuat nama Lala Bunte semakin dikenal diseluruh pelosok negeri. Karena keterampilannya itu sang ayah sangat menyayangi Lala Bunte memberikan hadiah kepada puterinya berupa seperangkat alat tenun yang terbuat dari emas. Mendengar berita tentang Lala Bunte banyaklah putra-putra raja bahkan raja-raja yang ingin melamar untuk dapat mempersunting Lala Bunte. Pada suatu hari Raja Silang kedatangan beberapa orang tamu. Ada yang dating dari kerajaan yang ada di Pulau Sumbawa, bahkan dari luar Sumbawa antara lain kerajaan Gowa.
          Mereka semua bermaksud sama yakni untuk meminang Lala Bunte. Hal yang demikian membuat bingung Raja Silang , terlebih-lebih semua tamu yang dating masing-masing bersikeras agar niat mereka dikabulkan. Suasana yang tadinya akrab berubah menjadi panas. Bahkan satu sama lain dari tamu tersebut sudah saling tantang untuk melakukan adu fisik dan kesktian.
          Melihat keadaan seperti itu, Raja Silang berusaha menenangkan keadaan, dengan cara bijaksana. Raja Silang mengambil keputusan bahwa permintaan dari tamu-tamunya tidak ada yang diterima maupun ditolak, karena terlebih dahulu akan dirembug dengan segenap keluarga dan para penasehat termasuk Lala Bunte sendiri. Raja menetapkan waktu satu minggu itupun digunakan oleh Raja Silang untuk bermusyawarah.
          Pada malam pertama dilaksanakannya musyawarah Raja Silang meminta pendapat putrinya Lala Bunte sebagai putri satu-satunya. Lala Bunte ternyata memiliki pendapat yang sama sekali berbeda dengan yang diharapkan oleh keluarga. Semua yang hadir dalam pertemuan merasa terperanjat dengan keinginan Lala Bunte untuk pergi meninggalkan kerajaan agar perpecahan yang bakal terjadi dapat dihindari. Lala Bunte berpikir bahwa dengan kepergiannya dari kerajaan akan dapat mencegah terjadinya pertumpahan darah karena yang diperebutkan sudah tidak ada lagi.
          Keputusan Lala Bunte sudah pasti tidak ada yang dapat merubahnya. Dengan berat hati akhirnya keluarga menyutujui permintaan Lala Bunte. Dengan diiringi oleh para Jowa Perjaka ( Para pendamping / pengikutnya ), keesokan harinya berangkatlah Lala Bunte meninggalkan istana dan meninggalkan ayah ibunya. Lala Bunte membawa serta peralatan tenunnya yang terbuat dari emas.
          Dalam perjalanannya Lala Bunte sempat berpikir bahwa kemanapun dia pergi sepanjang masih dilihat orang maka dirinya tetap akan diperebutkan. Oleh sebab itu tidak terlalu jauh dari kerajaan, Lala Bunte meminta kepada pengikutnya untuk membuat timbunan batu dan tanah. Timbunan tanah tersebut dibentuk menyerupai bukit. Ditengah-tengah timbunan tersebut terdapat ruangan yang ditempati oleh Lala Bunte bersama pengikutnya. Dipuncak timbunan tersebut dibuatkan lubang dengan maksud agar Lala Bunte dan pengikutnya  yang ada didalam timbunan tersebut dapat bernafas. Salah seorang pengikutnya tetap berada diluar timbunan yang bertugas untuk menjemput makanan dari istana kerajaan guna keperluan Lala Bunte.
          Satu bulan lamanya didalam timbunan tanah dan batu yang menyerupai bukit itu menerima makanan yang diantarkan oleh pengikutnya. Pada suatu saat setelah itu, Lala Bunte dan pengikutnya  di dalam sudah tidak lagi muncul untuk menerima pasokan makanan. Pelayan yang bertugas memasukkan makanan itu berpikir tentunya Lala Bunte beserta pengikutnya yang ada dalam timbunan tanah dan batu itu telah meninggal. Oleh pelayan yang diluar , akhirnya lubang yang ada dipuncak bukit tersebut ditutup dan dibuatkan kuburan diatasnya. Sampai sekarang dapat dilihat tepat diatas sebuah bukit kira-kira 5 km dari desa Pemasar Kecamatan Plampang.
          Pernah dua kali kuburannya ingin di bongkar oleh orang-orang yang mengharap dapat mengambil emas-emas yang dibawa Lala Bunte beserta pengikutnya akan tetapi selalu gagal. Mereka yang mencoba untuk mengambilnya selalu berhadapan dengan peristiwa alam yang sangat keras seperti hujan lebat, kilat dan petir yang menyambar, debu-debu yang beterbangan dan lain-lain peristiwa alam yang menyeramkan.